Minggu, 01 April 2018

Tentang Pemimpin Gila, Kompasiana, P.K. Ojong

#Kisahkudenganbuku
#3hari3buku


Beberapa saat lalu bersliweran di linimasa facebook ajakan untuk memajang sampul buku. Just cover, no explanation, katanya.

Nah! Saya justru menantang diri sendiri untuk menceritakan buku2 saya yang sampulnya saya pajang di sini. Not just the cover, but explain your book. Termin pertama 3 buku dulu. Sesudah itu baru berani colak-colek orang lain.

Ini saja cukup sulit. Betapa lebih mudah membaca lewat gawai. Betapa lebih mudah menulis komentar nyinyir di status orang lain :) .

#HariPertama: KOMPASIANA, P.K. Ojong

Buku ini diterbitkan oleh Gramedia, 1981. Tebalnya 813+ hlmn. Isinya merupakan kumpulan tulisan dlm rubrik Kompasiana, tentu saja hatian Kompas, 1966 -1971. Ada 443 buah tulisan opini yg terbagi dlm 10 bab: media massa, politik, asimilasi, pendidikan, pelayanan publik, tertib hukum, kebudayaan, ekonomi, model kepemimpinan dan serba serbi Jakarta.

Pembagian topik tsb menunjukkan betapa penulisnya memiliki cakupan pengtahuan yang amat beragam. Latar pendidikannya adalah sekolah guru dan fakultas hukum.

Gaya penulisannya lugas. Topik bahasannya  ttg masalah keseharian yg aktual zaman itu. Meski bagi saya sampai kini pun buku ini tetap memberi pengetahuan dan inspirasi.

Salah satunya ini. Tetang Hitler yang dicakup dlm subjudul Pemimpin-pemimpin Gila (hlm. 706). Hitler itu sexueel abnormal. Ada kemungkinan ia membunuh Geli, sepupunya, atau
memperkosanya, lalu Geli bunuh diri. Struktur kepribadiannya normal tapi bisa dianggap paranoid (megalomania dan takut dibunuh). Kecerdasannya menengah saja tetapi memorinya kuat. 

Sinar matanya konon memancarkan cahaya yg tak terlukiskan. Tak wajar. Ia berpidato dengan gaya demagogik yg luar biasa, yg membuat pengikutnya keranjingan. Ia selalu mengaku paling tahu segala hal von hundefloehen bis zum kriegsfuehren 'dari kutu anjing sampai ilmu perang'.

Seperti juga para pemimpin gila yang lain (ada yg 25%, 50%, 75%, 99%) Hitler juga punya ego yg super tinggi. "Aku tak bisa salah, orang lain yang salah. AKU, sekali lagi AKU yang paling TAHU".

Oh ya buku ini merupakan  pemberian dari penerbit Gramedia, ketika thn 1989 saya mencoba menghidupkan perpustakaan desa Tanjungsari, Kecamatan Petanahan, Kab. Kebumen. Saya mendapat 1 dos besar buku-buku lama atau yang agak cacat produksi. Saya ambil beberapa buku untuk diri sendiri. Ini salah satunya.

#Ayokembalipadabuku
#kisahkudenganbuku
#haripertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar