Minggu, 26 Juli 2020

1997 The Year in Review

Harike-6: 1997 The Year in Review
Yang paling terkenang dari 1997adalah kematian Diana, mantan Puteri Wales. Hidupnya bagai mimpi. Dari guru TK yang tenang tanpa sensasi ia bermetamorfosa menjadi calon permaisuri yang tak henti dikejar sorot kamera paparazi. Tanpa ampun mereka memburu Sang Puteri, hingga mobil berkecepatan tinggi yang membawanya bersama kekasih barunya menabrak partisi terowongan Place de l’Alma, Paris. Mati.
Buku ini merupakan hadiah langanan majalah berita Time. Seperti biasa setiap orang yang berlangganan majalah itu dalam durasi setengah atau setahun, mereka akan mendapatkan hadiah yang terasa eksklusif. Pernah lho, suatu saat hadiah yang diberikan adalah kamera semi digital berbentuk pulpen. Seperti anggota BIN aja... .
Kembali ke buku. Tahun 1997 bukan cuma menjadi penanda kematian Diana yang fenomenal itu. Tatapi juga banyak peristiwa penting lainnya. Antara lain seperti dilihat di sampul belakang, di bidang ilmu pengetahuan misalnya, pesawat Pathfinder mendarat di planet Mars, juga telah berhasil dikloning seekor domba bernama Dolly. Peristiwa lainnya, Mike Tyson menggigit telinga Evander Holyfield, kematian perancang mode Versace karena ditembak oleh Andre Cunanan, komet Hale-Bopp mengunjungi atmosfir bumi setelah kunjungan terakhirnya 4200 tahun yang lalu.
Berbagai peristiwa itu tersapu oleh kejadian tragis dini pagi, 31 Agustus 1997. Beberapa menit menjelang pergantian hari, Diana keluar dari hotel Ritz bersama kekasihnya Dody Al Fayed 41 tahun, Diana sendiri 36 saat itu. Karena banyak paparazi menghadang, mereka memutar ke pintu belakang. Gerombolan pemburu gambar itu tak membiarkan buruannya lepas. Mereka mengejar. Dengan kecepatan tinggi mobil mobil Mercedes hitam berisikan Diana, Dody Al Fayed, pengawalnya Trevor Rees-John dan sopir Henri Paul itu melesat.
Saksi mata mengatakan mereka melihat mobil itu memasuki terowongan sekitar pukul 00.30, diikuti rombongan paparazi di atas skuter dan motor. Sejenak kemudian terdengar suara ledakan. Sedan mewah itu menabrak partisi jalan, jungkir balik penuh 360 derajat dan berputar hampir 180 derajat saat terhenti. Mobil itu ringsek. Para paparazi terus merangsek, menembakkan kilat kamera ke arah penumpangnya yang sekarat, terutama Diana.
Diana, boleh jadi merupakan personifikasi mimpi banyak orang. Meski ia memiliki wangsa bangsawan, hidupnya sederhana saja. Usia remajanya pupus oleh pernikahan kerajaan. Tidak seperti dongeng kanak-kanak yang selalu ditutup kalimat “puteri cantik dan baik hati itu bertemu pangeran. Mereka menikah dengan pesta meriah, tinggal di istana mewah, dan hidup bahagia selamanya.” Setelah bertahun hidup dalam rumah tangga yang gersang, keduanya resmi bercerai pada Agustus 1996.
Setahun berikutnya, Juli 1997, Al Fayed Senior, megundang Diana dan dua anaknya berlibur ke vilanya di St. Tropez. Keluarga Diana telah mengenal keluarga ini cukup lama. Sesudah itu kedekatan Diana dan Al Fayed Junior tak terhindarkan dari buruan kamera. Sebuah tabloid mau membayar $ 200.000 untuk foto-foto mereka di atas yacht di hamparan laut biru Mediterania.
Setelah tahun-tahun panjang perkawinannya yang garing, hubungannya dengan lelaki lain yang bermulut cablak, Sang Puteri seperti menemu hati untuk cinta sejati. Tetapi kebersamaan mereka bahkan tak sampai seumur jagung.
Agustus 1997 keduanya bersama menjemput ajal. Kematian yang diratapi banyak kalangan penduduk bumi, dan dikenang lintas generasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar