Senin, 02 April 2018

The Woman in the Old West America

#Kisahkudenganbuku

Beberapa saat lalu bersliweran di linimasa facebook ajakan untuk memajang sampul buku. Just cover, no explanation, katanya.

Nah! Saya justru menantang diri sendiri untuk menceritakan buku2 saya yang sampulnya saya pajang di sini. Termin pertama 3 buku dulu. Sesudah itu baru berani ajak-ajak orang lain.

Ini saja cukup sulit. Betapa lebih mudah membaca lewat gawai. Betapa lebih mudah menulis komentar nyinyir di status orang lain :) .

~~~
#Harike2: The Woman (The Old West), penulisnya Joan Swallow Reiter.

Tampilan buku ini terlihat klasik sesuai judulnya yaitu tentang peranan para perempuan pada masa eksplorasi wilayah barat Amerika Serikat, pada 1800-an s.d. awal 1900-an. Sampulnya dibalut dengan kulit timbul, seperti ukiran. Mewahlah. Ukurannya A4, tebal 240+ hlm. Diterbitkan sebagai salah satu serial  buku The Old West, pada 1979 (edisi revisi).

Buku terdiri dari 6 bab: Promise in the Lonely Land, The Great Marriage Boom, The Culture Bearer, On the New of Career Trail, A Burst of Free Spirits dan Woman wirh Cause.

Semua tulisan dalam buku ini dilengkapi dengan foto-foto kuno yang amat menarik ttg kehidupan keseharian wilayah barat. Bahkan saya berpikir bahwa sajian utama buku ini adalah foto. Meski demikian tulisan-tulisannya pun amat in-depth. Dengan demikian foto2 itu berbicara, bukan sekedar gambar kosong tentang suatu masa di suatu tempat.

Dengan dibukanya wilayah barat pada 1800-an berbondong-bondonglah para pioner menuju ke sana. Para perempuan harus menaklukkan rasa kesepian dan kehidupan yang keras.  Lebih dari sekedar isteri, wilayah barat menjanjikan mereka peran yang tak diperoleh di wilayah asalnya yang 'civilized'.

Perempuan di wilayah barat mempunyai jasa yang lebih besar dari seluruh perolehan emas di wilayah barat dengan mengelola sekolah, gereja, menegakkan hukum dan ketertiban. Demikian pendapat penulis buku ini. Dengan kata lain (kata saya :) ), perempuan adalah pembawa peradaban.

Di wilayah barat, para perempuan perintis itu tertantang dan merasa bahwa mereka "competence". Selain merintis pendidikan dan peran kegerejaan, mereka juga merambah ke profesi yang pada umumnya adalah ranah laki-laki misalnya pemadam kebakaran atau pengelola ranch.

Pencapaian  yang paling penting adalah mereka mendapatkan hak suara (vote) pada 1900 di empat negara bagian wilayah barat. Mereka menuntut dan berhasil sementara wilayah timur masih terkaget-kaget dgn perjuangan mereka.

Saya sajikan saja beberapa foto dgn keterangan, supaya teman2 bisa mencicipi keindahan buku ini. Fotonya gede2, seukuran 1 atau 2 halaman.

Buku ini saya dapat sebagai hadiah. Seorang teman saya pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan studi konseling di Ateneo de Manila University (ADMU). Sementara saya masih harus tinggal beberapa saat untuk studi pastoral ministry. Ia tak mungkin membawa pulang semua bukunya.

Buku ini adalah salah satu buku yang dia sortir. Dari awal saya jatuh cinta pada buku ini melihat tampilan fisiknya, sesudah membaca isinya apalagi. Cuma buku ini yang saya ambil, sebab saya pun tak mungkin pulang dengan membawa segerbong buku :).

#3hari3buku
#notjustthecover_explainyourbook
#ayokembalipadabuku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar