Rabu, 27 September 2017

Nasi Ketan Vietnam

Salah satu yang terkenang dari Vietnam adalah makanannya. Bermacam ragam dan semuanya cocok untuk lidah Indonesia. Seperti kita punya: pekat berbumbu, disajikan selagi hangat.

Bangun pagi di Dalat, saya setia duduk di tepi jalan Bui Thi Xuan (padahal biasanya paling malas). Tiap pagi ada perempuan penjual menu sarapan mangkal di situ dengan gerobag dorongnya,  hanya beberapa langkah dari rumah induk semang saya. Menunya ada beberapa : Chao atau bubur Vietnam, Pho atau Vietnamese noodle, Xoi man  atau sticky rice with Chinese sausage, chicken, shrimp and shredded pork,  Thit Nuong atau vietnamese grilled pork  dan Xoi Ga atau  Chiken steamed sticky rice.

Xoi Ga




Senin, 25 September 2017

~MAMPIR MÛI NÉ ~


 25 September 2017


Jadi juga aku ke Mui ne (dibaca Mu Né). Biasanya aku tak terlalu suka laut, pantai, panas sengangar matahari membakar perkampungan nelayan. Kali ini mungkin karena aku tak mau lagi berlama-lama terjebak dalam hiruk pikuk Saigon. Mungkin juga karena penasaran.
Begitu banyak informasi dengan kata kunci Mui ne, yang langsung merujuk wisata red and white sand dunes. Bisa pilih sun set atau sunrise. Kata para blogger itu, keduanya merupakan mini padang pasir, yang istimewa, yang tak dinyana ada Vietnam, yang serasa gimana… Tetapi juga harus hati-hati : Scam. Ini bentuknya lainlah, bukan pemaksaan langsung yang kasar, tapi sama menjebak. Nanti kuceritakan.
Jam 7 pagi aku sudah siap di halaman Trung Cang Hotel. Kantor agen travel Sinh Tourist numpang di halamannya. Bus yang janjinya berangkat jam 7.30 molor sekitar setengah jam kemudian. Harga tiketnya 120.000 VND. Thuy, induk semangku di Dalat menawarkan tiket lebih murah, 100 VND, tapi tidak kuambil. Intuisiku tepat. Fibiie, mahasiswi Malaysia yang sehari sebelumnya bersamaku dalam tur countryside Dalat, ambil tiket itu. Menjelang tengah hari kukontak dia dan ternyata dia belum sampai Mui Ne. “Ini bus tua,” katanya. Busku bagus.