Sabtu, 18 November 2017

Sowan Lord Murugan di Batu Caves, Selangor


“Besok kita ke Batu Caves,” kata Ké. Ia selalu mengambil keputusan tak peduli saya suka atau tidak. “Then we go to  visit mom, taking bath, dinner there... “ Yeah diikuti sajalah. Gratis ini. Kalau nurut kan slamet.

Kebiasaan saya setiap mengunjungi sebuah tempat, saya selalu mencari tahu sedikit sejarah dan latar belakang tempat itu, jadi pengetahuan saya juga bertambah.

 Batu Caves adalah salah satu tujuan wisata penting di seputaran Kuala Lumpur. Bahkan nama Batu Caves bahkan  lebih terkenal dari tujuan utama mengapa para turis datang. Kuil Lord Murugan, salah satu dari empat tempat peribadatan Hindu di Malaysia, adalah alasan mengapa para turis berdatangan.
Nama Batu Caves  diambil dari gua-gua di perbukitan batu kapur di dekat kampung Batu, Gombak, Selangor. Konon katanya gua-gua batu itu terbentuk 400 juta tahun yang lalu. Tahun 1860 orang-orang China mulai menggarap tanah di sekitar tempat ini untuk bercocok tanam. Tetapi tempat ini menjadi terekenal setelah dipromosikan oleh pemerintahan kolonialis dan juga naturalis Amerika, William Homaday,  pada 1878.



Batu Caves diperkenalkan sebagai tempat peribadatan oleh K. Thamboosamy Pillai, yang juga mendirikan Kuil Sri Mahamariamman di Kuala  Lumpur. Tahun 1890 ia membangun patung Sri Murugam Swami, berwarna keemasan, setinggi 42,7 meter. Sejak tahun 1892 festival Tahipusam bagi pemeluk Hindu, suku Tamil di Malaysia diselenggarakan di sini.

Ada 3 gua atau cave  utama di komples kuil ini dan beberapa lain yang kecil. Yang paling besar, disebut sebagai Cathedral Cave, memiliki langit-langit yang sangat tinggi, dihiasi ornamen-ornamen Hindu. Untuk mencapai tempat itu pengujung harus menapak 272 anak tangga yang lumayan curam. Di bawah ada 2 caves lain yaitu Art Gallery Caves dan Museum Caves. Ada lagi Ramayana caves terletak di sebelah kiri, yang pada pintu masuknya dijaga oleh patung Hanuman setinggi 15 meter.
Sepanjang anak tangga menuju main caves, banyak monyet-monyet jinak bertengger. Hati-hati. Bisa-bisa dia merampas poselmu karena keasikan narsis. Bukan kriminal J, tapi dia kira itu makanan. Oh ya, jenis hewan lain yang juga jinak adalah merpati di pelataran kuil ini. Taburkan jagung yang banyak dijual orang di situ dan kita bisa bermain sejenak dengan mereka.

Meski perkampungan di sekitar Batu Village berkembang pesat sejak 1970, tetapi kuil ini tidak benar-benar ramai menurut saya. Mungkin akan sangat menarik bila berkunjung pada saat festival Thaipussam, saat penganut Hindu dari berbagai negara mengadakan ritual tempat ini. Berbagai fasilitas pendukung seperti restoran, dsb, ada sih, tapi terbatas. Tampaknya mungkin karena objek yang dituju ya cuma Batu Caves ini saja. Satu jam di sini cukuplah. Atau di sini  sekedar mampir kalau kita akan ke Gentung Highland, karena berada pada jalur atau arah yang sama.
Untuk mencapai tempat ini pengunjung dapat memilih moda transportasi kereta komuter dari KL Sentral. Bisa juga dengan bus  11 atau 11d dari Bangkok bank terminal (dekat Puduraya) atau juga bus U6 dari Titiwangsa. ****














Tidak ada komentar:

Posting Komentar