“Besok kita ke Batu Caves,” kata Ké. Ia selalu mengambil keputusan tak peduli saya suka
atau tidak. “Then we go to visit mom,
taking bath, dinner there... “ Yeah diikuti sajalah. Gratis ini. Kalau nurut kan slamet.
Kebiasaan saya setiap mengunjungi sebuah tempat, saya selalu
mencari tahu sedikit sejarah dan latar belakang tempat itu, jadi pengetahuan
saya juga bertambah.
Batu Caves adalah
salah satu tujuan wisata penting di seputaran Kuala Lumpur. Bahkan nama Batu
Caves bahkan lebih terkenal dari tujuan
utama mengapa para turis datang. Kuil Lord Murugan, salah satu dari empat
tempat peribadatan Hindu di Malaysia, adalah alasan mengapa para turis
berdatangan.
Nama Batu Caves diambil dari gua-gua di perbukitan batu kapur
di dekat kampung Batu, Gombak, Selangor. Konon katanya gua-gua batu itu
terbentuk 400 juta tahun yang lalu. Tahun 1860 orang-orang China mulai
menggarap tanah di sekitar tempat ini untuk bercocok tanam. Tetapi tempat ini
menjadi terekenal setelah dipromosikan oleh pemerintahan kolonialis dan juga naturalis
Amerika, William Homaday, pada 1878.
Batu Caves diperkenalkan sebagai tempat peribadatan oleh K.
Thamboosamy Pillai, yang juga mendirikan Kuil Sri Mahamariamman di Kuala Lumpur. Tahun 1890 ia membangun patung Sri
Murugam Swami, berwarna keemasan, setinggi 42,7 meter. Sejak tahun 1892
festival Tahipusam bagi pemeluk Hindu, suku Tamil di Malaysia diselenggarakan
di sini.
Ada 3 gua atau cave utama di komples kuil ini dan beberapa lain yang
kecil. Yang paling besar, disebut sebagai Cathedral Cave, memiliki
langit-langit yang sangat tinggi, dihiasi ornamen-ornamen Hindu. Untuk mencapai
tempat itu pengujung harus menapak 272 anak tangga yang lumayan curam. Di bawah
ada 2 caves lain yaitu Art Gallery Caves dan Museum Caves. Ada lagi Ramayana
caves terletak di sebelah kiri, yang pada pintu masuknya dijaga oleh patung
Hanuman setinggi 15 meter.
Sepanjang anak tangga menuju main caves, banyak
monyet-monyet jinak bertengger. Hati-hati. Bisa-bisa dia merampas poselmu
karena keasikan narsis. Bukan kriminal J, tapi dia kira itu
makanan. Oh ya, jenis hewan lain yang juga jinak adalah merpati di pelataran
kuil ini. Taburkan jagung yang banyak dijual orang di situ dan kita bisa
bermain sejenak dengan mereka.
Meski perkampungan di sekitar Batu Village berkembang pesat
sejak 1970, tetapi kuil ini tidak benar-benar ramai menurut saya. Mungkin akan
sangat menarik bila berkunjung pada saat festival Thaipussam, saat penganut
Hindu dari berbagai negara mengadakan ritual tempat ini. Berbagai fasilitas
pendukung seperti restoran, dsb, ada sih, tapi terbatas. Tampaknya mungkin
karena objek yang dituju ya cuma Batu Caves ini saja. Satu jam di sini
cukuplah. Atau di sini sekedar mampir
kalau kita akan ke Gentung Highland, karena berada pada jalur atau arah yang
sama.
Untuk mencapai tempat ini pengunjung dapat memilih moda transportasi
kereta komuter dari KL Sentral. Bisa juga dengan bus 11 atau 11d dari Bangkok bank terminal (dekat
Puduraya) atau juga bus U6 dari Titiwangsa. ****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar